Abaimaida City-Pemerintah
berencana memakai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) untuk menambal
defisit yang dialami Badan Penyelenggara Jaminan Sosial atau BPJS Kesehatan
Menteri Keuangan Sri
Mulyani mengatakan saat ini pemerintah sedang menunggu audit dari Badan
Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) guna mengetahui berapa besar defisit
yang dialami BPJS. "Sebagian akan kami tutup dan akan kami tambahkan, tapi
kami lihat (karena) hitungannya masih sangat goyang," katanya seusai
menghadap Presiden Joko Widodo atau Jokowi di Kompleks Istana Kepresidenan,
Jakarta, Senin, 6 Agustus 2018.
Sekretaris Utama BPJS
Kesehatan Irfan Humaidi mengatakan meski pihaknya memiliki tiga pilihan untuk
menambal defisit seperti yang tertuang dalam peraturan pemerintah, namun yang
dibahas hanya opsi lewat APBN. Ia mengatakan pilihan menaikan iuran bagi
masyarakat dan penyesuaian manfaat tidak menjadi topik pembahasan.
Menurut Irfan, nantinya APBN yang dipakai untuk menambal defisit ini
diambil dari pos Kementerian Keuangan. "Yang penting anggaran
balance. Nah itu bisa ditutupi dengan tadi (lewat APBN)," ujarnya.
Sementara itu,
Direktur BPJS Kesehatan Fahmi Idris menuturkan meski dilanda defisit,
pihaknya memastikan pelayanan kepada masyarakat tidak berhenti. Rencananya
Kamis besok ia dan sejumlah pejabat terkait akan menggelar rapat di kantor Kementerian
Koordinator PMK guna mencari cara mengatasi defisit.
"Dan untuk itu,
tadi arahan pak presiden, karena kalau sudah bicara teknis, ya silakan ibu
Menko pimpin hari Kamis rapat," ucapnya.
Fahmi menuturkan saat
ini BPJS Kesehatn tengah menunggu hasil kajian dari Badan Pengawasan Keuangan
dan Pembangunan (BPKP) guna mengetahui defisit lembaganya.
"Agar objektif,
jangan menduga-duga apakah miss manajemen, atau ada apa, jadi BPKP itu sekarang
sedang melakukan review," katanya.
Tidak Ada Komentar Pada Artikel » Pemerintah Gunakan APBN untuk Tambal Defisit BPJS Kesehatan
Posting Komentar