Aku terbangun dari tidurku yang panjang
entah sadar atau tidak
Aku mendengar suara-suara itu bermunculan kembali di telinggaku
mereka memanggil-manggil namaku
Aku mulai binggung sendiri dan bertanya
kenapa mereka selalu memanggil namaku?
Kenapa harus aku bukan mereka?
Kemudian pula dengan tidak sadarkan diri
Aku melihat begitu banyak orang menjerit sambil menanggis histeris dan berkata: Bapak tolonglah kami, kami tidak sanggup menghadapi cobaan ini sendirian
entah sadar atau tidak
Aku mendengar suara-suara itu bermunculan kembali di telinggaku
mereka memanggil-manggil namaku
Aku mulai binggung sendiri dan bertanya
kenapa mereka selalu memanggil namaku?
Kenapa harus aku bukan mereka?
Kemudian pula dengan tidak sadarkan diri
Aku melihat begitu banyak orang menjerit sambil menanggis histeris dan berkata: Bapak tolonglah kami, kami tidak sanggup menghadapi cobaan ini sendirian
Di
malam itu aku tidak tau harus berbuat apa
Seluruh badanku turut membeku bagaikan orang yang telah meninggal dunia.
Dalam ketidaksadaran diriku itu,
Aku melihat begitu banyak orang menjerit dimana-mana
dan aku benar-benar tidak tau siapa mereka sebenarnya
Aku ingat betul malam itu tanggal 10 November 2014
Di malam itu, aku tidak dapat tidur dengan tenang seperti biasa.
Karena mereka selalu memanggil namaku
Akupun mulai berusaha untuk mengenal mereka lebih dekat
Aku mulai mendekati mereka secara perlahan-lahan
Seluruh badanku turut membeku bagaikan orang yang telah meninggal dunia.
Dalam ketidaksadaran diriku itu,
Aku melihat begitu banyak orang menjerit dimana-mana
dan aku benar-benar tidak tau siapa mereka sebenarnya
Aku ingat betul malam itu tanggal 10 November 2014
Di malam itu, aku tidak dapat tidur dengan tenang seperti biasa.
Karena mereka selalu memanggil namaku
Akupun mulai berusaha untuk mengenal mereka lebih dekat
Aku mulai mendekati mereka secara perlahan-lahan
Dalam
perjalanan itu,
aku mendengar mereka berkata: Hai pemerintah indonesia sekalian mengapa kalian memperlakukan kami begini?
kami ini bukan bonekannya kalian yang selalu dan seenaknya memperlakukan kami seperti barang mainan
Ingat ,kami ini manusia
kami sama seperti kalian
Kami ini bangsa papua mengapa kalian selalu menindas, membunuh, mengintimidasi, bahkan memperkosa kami
Asalkan kalian tau kami ini hanyalah pelajar
kami tidak tau apa-apa
aku mendengar mereka berkata: Hai pemerintah indonesia sekalian mengapa kalian memperlakukan kami begini?
kami ini bukan bonekannya kalian yang selalu dan seenaknya memperlakukan kami seperti barang mainan
Ingat ,kami ini manusia
kami sama seperti kalian
Kami ini bangsa papua mengapa kalian selalu menindas, membunuh, mengintimidasi, bahkan memperkosa kami
Asalkan kalian tau kami ini hanyalah pelajar
kami tidak tau apa-apa
Mengapa
kalian selalu memperlakukan kami begini?
Setelah aku mendekati mereka secara perlahan-lahan
OHH.....TUHAN...
Akupun mulai menanggis histeris dan air matapun tak henti-hentinya
membanjiri pipiku
Dalam hatiku aku berkata: Terima kasih KALIAN SEMUA karena selalu memanggil namaku
Aku bangga menjadi bagian dari kalian dan
Aku sangat bangga pula disebut sebagai NEGERI PAPUA.
Setelah aku mendekati mereka secara perlahan-lahan
OHH.....TUHAN...
Akupun mulai menanggis histeris dan air matapun tak henti-hentinya
membanjiri pipiku
Dalam hatiku aku berkata: Terima kasih KALIAN SEMUA karena selalu memanggil namaku
Aku bangga menjadi bagian dari kalian dan
Aku sangat bangga pula disebut sebagai NEGERI PAPUA.
KARYA: ADRIANA.YOGI
Tidak Ada Komentar Pada Artikel » SUARA TANGISAN NEGERI PAPUA
Posting Komentar